A.Arti
dan Tujuan Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil
belajar merupakan salah satu kegiatan uyang urgen dalam dunia pendidikan. Sebab
hanya dengan proses penialaian yang akan dapat mengukur kemajuan, kekurangan,
kelebihan belajar siswa dan posisi dalam kelompoknya. Selain itu penilaian
hasil proses belajar akan menjadi feed
back untuk seorang guru dalam
mengevaluasi berhasiltidaknya suatu proses belajar mengajar (Kuswari, 2010:14).
Pendapat yang sama juga dengan Kuswari, Nurgiyanto (1995:14) menyatakan bahwa
penilaian hakikatnya merupakan alat ukur untuk mengetahui tercapai tidaknya
tujuan-tujuan pengajaran yang sudah ditentukan oleh siswa setelah mereka
belajar.
Tujuan penilaian
akan menjadi pedoman yang jelas dan pasti. Ada empat tujuan penilaian proses,
yaitu :
(1). Keeping track, untuk melacak proses
belajar siswa disesuaikan dengan konsep yang telah
Ditentukan.
(2). Cheching-up, untuk mengecek tercapai
tidaknya kemampuan siswa dan kkekurangan siswa
selama proses belajar.
(3). Finding out, untuk menemukan kekurangan,
kesalahan, kelemahan siswa dalam proses
pengajaran sehingga seorang guru
menemukan solusinya.
(4). Summing-up untuk menyimpulkan tingkat
pencapaian siswa terhadap kompetensi yang
telah ditentukan.
Tujuan dari
penilaian hasil pembelajaran yaitu untuk menemukan informasi terhadap hal
berikut ini ;
a.
tingkat pemahaman siswa pada materi yang telah
ditentukan;
b.
keahlian, motivasi, bakat, minat, dan sikap
siswa terhadap program pembelajaran;
c.
tingkat kemajuan dan kesesuaian antara hasil
pengajaran siswa dan standar ketercapaian kompetensi;
d.
keunggulan dan kelemahan siswa dalam proses
belajar;
e.
cara memilih siswa yang sesuai dengan salah satu
jenis pengajaran tertentu;
f.
cara menentukan kenaikan kelas; dan
g.
cara menempatkan siswa dengan posisinya.
Idealnya,
penilaian harus menggunakan dua hal: (1) prosedur yang standard dan (2)
instrument standar. Prosedur standar yaitu penileyan yang dilakukan harus
menggunakan langkah-langka yang telah ditentukan dan bersikap adil dengan
kebijakan kepada siswa disesuaikan dengan situasi, waktu, tempat dan berbagai
kemampuhan. Sedangkan instrument standar yaitu instrument yang disusun
menggunakan instrument yang baku dan bisa dipertanggungjawabkan, baik tingkat
validitas atau pun realiabilitas.
B. MACAM DAN BENTUK TES HASIL BELAJAR
Tes dapat didefinisikan sebagai prosedur
sistematis untuk mengukur tingkah laku individu. Definisi itu mengandung dua
hal utama, yaitu :
Pertama, prosedur sistematis menunjukan bahwa tes harus
disusun, dilaksanakan, dan diolah berdasarkan pada aturan-aturan yang telah
ditentukan. Prosedur sistematis itu meliputi pada tiga langkah, yaitu (a)
sistematis dalam isi, artinya butir-butir soal (item) tes harus disusun serta dipilih
berdasar pada wilayah serta perilaku yang dilaksanakan dan harus diukur sampai
pada tingkat validitas tes itu benar-benar dapat dipertanggungjawabkan, (b)
sistematis dalam melaksanakan tes (administrasi), artinya tes itu harus
dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan kondisi yang telah ditentukan; jeung
(c) sistematis dalam mengolah, artinya data yang dihasilkan dari pelaksanaan
tes diolah dan diinterpretasikan berdasar pada aturan serta norma yang telah
ditentukan.
Kedua, mengukur perilaku individu yang
menunjukan bahwa tes harus mengukur satu sampel dari satu perilaku individu
yang dites. Tes tidak bisa mengukur
semua (populasi)perilaku, tapi terbatas oleh isi (butir soal) tes itu.
Isi dari tes
dapat berupa soal yang harus dijawab oleh siswa yang dites (testee). Hal ini
disebut tes hasil belajar (achievement
test). Hasil pembelajaran dibentuk
oleh butir soal yang tingkat kesulitannya berdeda-beda (gampang, sedeng dan
sulit). Tes itu harus dikerjakan oleh siswa dalam waktu yang telah ditentukan.
Oleh sebab itu tes hasil belajar mrngrupakan power
test, yaitu mengukur kemampuhan siswa dalam menjawab pertanyaan.
Ada tiga jenis
tes hasil belajar, yaitu (a) tes lisan,
(b) tes tulisan, dan (c) tes tindakan Djiwandono (1996:16-36) menjelaskan jenis
tes berdasarkan pada sepuluh kriterian;
1)
Tujuan dilaksanaknya : (a) Tes seleksi, (b) tes
penempatan, (c) tes hasil belajar, (d) Tes uji coba
2)
Tahapan diayakeun : (a) Tes masuk, (b) tes
formatif, (c) Tes sumatif, (d) Prates, (e) Postes
3)
Cara mengerjakannya : (a) Tes tertulis, jeung
(b) Tes lisan
4)
Cara menyusunnya :( a) Tes buatan guru dan (b)
Tes standar
5)
Jumlah pesertanya : (a) Tes individual dan (b)
tes kelompok
6)
Bentuk jawaban : (a) Tes esay (b) Tes jawaban pendek, dan (c) Tes pilihan
7)
Cara menilai : (a) Tes subjektif, dan (b) Tes Objektif
8)
Acuan nilai : (a) Tes bahasa acuan norma, (b)
Tes bahasa acuan patokan, jeung (c) tes bahasa acuan gabungan
9)
Aspek bahasa : (a) Tes bakat bahasa, (b) Tes
kemampuan menggunakan bahasa, dan (c) Tes komponen bahasa
10)
Acuan terhadap bahasa : (a) Tes bahasa diskret
(b) Tes integrative, (c) Tes pragmatic, (d) Tes komunikatif
(a). Bentuk Soal
Esay
Bentuk soal
esay disebut juga tes uraian, sebab testee
diharapkan menjawab soal esay
uraian
dengan menggunakan bahasa para testee
sendiri. Cirri tes esay yaitu memberikan kebebasan kepada sisiwa untuk
mengorganisasikan jawabannya sendiri.
Tes esay /uraian
merupakan metode tes paling tua. Sampai dengan sekarang warna tes ini masih
digunakan dimana-mana. Keunggulan tes esay diantaranya, saja :
(1)
Para testee diberikan keleluasaan untuk menjawab
soal secara bebas.
(2)
Merupakan warna tes yang cocok untuk mengukur
kemampuan menjelaskan, membandingkan, merangkum, membedakan, menggambarkan, dan
mengevaluasi.
(3)
Merupakan tes paling baik untuk mengukur
keapiawaian mengungkapkan ide melalui tulisan.
(4)
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
meningkatkan kemampuan menulis, mengorganisasikan ide, serta berpikir kritis
dan kreatif.
(5)
Dapat mendukung siswa untuk mendalami materi
secara lebih luas supaya dapat mengeneralisasikan.
(6)
Kalau dibandingkan dengan jenis tes yang
lainnya, tes uraian relative lebih mudah membuatnya.
(7)
Secara praktis para siswa tidak mungkin siswa
mengira-ngira isi jawaban yang benar.
(8)
Lebih cocok untuk mengukur kemampuan kognitif di
kelas tinggi.
Ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam penyusunan soal uraian, diantaranya saja :
(1)
Rumusan soal uraian harus jelas, dipinitif, dan
dalam kalimah pasif
(2)
Setiap pertanyaan disertai dengan petunjuk yang
jelas mengenai jawabanya
(3)
Pertanyaan uraian harus merangangkum semua
materi yang penting dan komprehensif.
(4)
Perbandingan soal sukar, sedang, dan mudah harus
seimbang : 3:5:2 jelasnya, sukar = 30%, sedang = 50% dan mudah = 20%. Sesudah menyusun
soal, guru harus segera membuat kunci jawabannya.
(b) Bentuk Tes
Objektif
Bentuk tes
objektif mencakup (1) bentuk betul salah (true
false), bentuk menjodohkan (matching);
bentuk isian singkat/melengkapi (completion);
dan bentuk pilihan ganda (multiple choice).
Keunggulan tes
objektif, yaitu (1) cocok untuk menjelaskan ranah pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, dan analisis; (2) mendukung kepada siswa untuk mengingat,
menafsirkan, dan menganalisis pendapat; dan (3) jawabanya bisa menggambarkan
ranah kognitif
Kelemahan dari tes
objektif ini yaitu, (a) siswa tidak diminta untuk mengorganisasikan jawaban,
karena jawabannya sudah tersedia; (b) siswa mungkin saja mengira-ngira
jawabannya; (c) tidak bisa menggambarkan proses berpikir dan nalar, dan (d)
tidak melihat kemampuhan yang lebih kompleks.
0 Response to "Penilaian Hasil Belajar Siswa"
Posting Komentar